Prioritas Tauhid Dalam Islam

prioritas tauhid

Problematika yang dihadapi oleh umat ini sangatlah kompleks. Dari perkara yang kecil hingga besar, baik dalam bidang sosial, politik, ekonomi, moral, maupun lainnya. Tentu, untuk mengawasi semua problematika tersebut tidak cukup dengan sekali langkah. Mesti ada skala prioritas, manakah perkara yang paling penting diantara perkara-perkara penting sehingga harus kita tangani terlebih dahulu dengan keseriusan lebih. Hal itu telah ditunjukkan secara lengkap oleh wahyu yang berbarakah, Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Keduanya menunjukkan kepada kita bahwa prioritas pertama dan utama adalah tauhid.
Tauhid berasal dari akar kata wahhada yuwahhidu yaitu menjadikan sesuatu satu atau mengesakan sesuatu. Adapun secara istilah, tauhid bermakna mengesakan Allah dalam hal-hal yang menjadikan kekhususan bagi Allah yaitu rububiyyah, uluhiyyah, dan asma’ wa sifat. Mengesakan Allah dalam rububiyah artinya mengimani bahwa Allah adalah satu-satunya dzat yang menciptakan, menghidupkan, mematikan, member rezeki, dan mengatur alam jagad raya ini. Mengesakan Allah dalam uluhiyyah artinya mengimani bahwa Allah adalah satu-satunya dzat yang haq untuk kita sembah. Dan mengesakan Allah dalam asma’ wa sifat artinya meyakini bahwa Allah memiliki nama-nama indah dan sifat-sifat mulia dimana tidak ada satu makhluk pun yang menyamai-Nya dalam hakikat nama-nama dan sifat-sifat tersebut.
Tauhid merupakan hak Allah yang paling besar atas hamba-Nya, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari hadits Mu'adz ra berkata: Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam bersabda: ”Hak Allah atas hamba-hamba-Nya adalah mereka menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan yang lain”. Maka barangsiapa yang mengamalkan dan memprioritaskan tauhid akan masuk surga, dan barangsiapa yang mengamalkan dan menyakini hal-hal yang bertentangan dengannya, maka ia termasuk penghuni neraka. Dan karena tauhid itu pulalah para rasul diperintahkan untuk memerangi kaumnya hingga mereka meyakininya, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam : “Saya diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah”.[H.R. Bukhari-Muslim]

Berikut ini merupakan hal-hal yang menunjukkan akan keutamaan dari Tauhid :
  1. Tauhid merupakan tujuan utama Allah menciptakan jin dan manusia.
    “hakikat makna tauhid : Allah menciptakan para hamba agar mereka menyembah-Nya semata-mata tidak ada sekutu bagi-Nya”.
  2. Tauhid adalah inti dakwah para rasul yang diutus.
    Allah berfirman : “Dan sungguh telah Kami utus rasul kepada tiap-tiap umat untuk menyerukan : ‘Sembahlah Allah dan jauhi thaghut’.” Apa itu thaghut? Thaghut adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah dan segala sesuatu yang diikuti atau ditaati secara berlebihan/ melampaui batas.
  3. Para ulama dan imam-imam salaf telah bersepakat bahwa pertama kali yang wajib atas seorang mukallaf adalah syahadatain yang merupakan inti makna tauhid.
  4. Urutan rukun Islam yang pertama pun syahadatain.
  5. Bapak para nabi yaitu Nabi Ibrahim sangat mengkhawatirkan penyimpangan tauhid terjadi pada dirinya dan anak keturunannya.
    Hal ini terlihat jelas pada do’a yang beliau panjatkan, dan doa itu diabadikan dalam Al-Qur’an. Maka tidak ada alasan bagi siapapun diantara kita untuk merasa aman dari penyimpangan tauhid sebab kita tidak lebih mulia dari Nabi Ibrahim.
  6. Disaat menjelang ajal Nabi Ya’qub bertanya kepada putra-putranya tentang ketauhidan mereka.
    Allah a’ala berfirman (artinya) : “Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut ketika ia berkata kepada anak-anaknya : Apa yang kamu sembah sepeninggalanku?. Mereka menjawab : Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangku, Ibrahim,Isma’il, dan ishaq, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (QS al-Baqarah [2]:133) Sungguh betapa besar tauhid dihati beliau sehingga disaat-saat hendak menghembuskan nafas terakhir beliau menanyakan perihal tauhid kepada orang-orang terdekat yang hendak beliau tinggalkan.
  7. Luqman mengawali nasihat kepada anaknya dengan nasihat tauhid.
    Luqman adalah seorang hamba shalih yang Allah abadikan namanya dan nasihatnya didalam Al-Qur’an agar generasi setelahnya mengambil keteladanan darinya. Allah SWT berfirman (artinya): “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya:’Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.’”(QS. Luqman [31]:13). Itu nasihat yang pertama kali disampaikan Luqman kepada anaknya sebelum menyampaikan nasihat-nasihat lainnya.
  8. Ketika Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam dalam kondisi sakit parah menjelang ajal, beliau masih sempat memperingatkan umatnya akan bahaya syirik.
  9. Penyimpangan tauhid yaitu kesyirikan menyebabkan pelakunya tidak diampuni bila ia meninggal dunia tanpa bertaubat darinya.
    "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya."(QS An-Nisa [4]:48)
  10. Rasullullah berdiam di Makkah selama 13 Tahun membenahi tauhid dan aqidah para sahabatnya
    Karena tauhid dan aqidahlah yang menjadi fondasi agama ini. Dan Rosulullah mengajarkan kepada para da’i yang diutusnya agar menempuh metode ini yaitu menjadikan tauhid sebagai prioritas pertama dan utama.
Setelah adanya keterangan yang begitu banyak dari Al-Qur’an maupun As-Sunnah tentang besarnya perhatian para hamba pilihan terhadap perkara Tauhid. Sesungguhnya Rasulullah tidak merasa aman dari ancaman kesyirikan kepada kita, dan setan tidak pernah putus asa dari usaha menyesatkan manusia, kesyirikan sangatlah lembut, tidak sedikit manusia terjerumus pada kesyirikan tanpa ia duga.

Berikut ini beberapa hal yang membatalkan dan merusak tauhid, sebagaimana yang disebutkan oleh para ulama agar kita dapat menghindarinya, diantaranya adalah:
  1. Memakai kalung atau benang (yang diikatkan di leher atau di tangan) dari apapun jenisnya dengan maksud mengangkat(menghilangkan) dan menolak bencana karena hal ini termasuk perbuatan syirik.
  2. Menggunakan Ruqyah Bid'ah (pengobatan dengan membaca mantra) dan Tamimah (jimat). Ruqyah bid'ah yang dimaksud adalah yang mengandung coretan-coretan, gambar-gambar dan perkataan-perkataan yang tidak dimengerti serta meminta pertolongan kepada jin dalam mendeteksi suatu penyakit atau melepaskan diri dari sihir. Sedang yang dimaksud dengan Tamimah adalah apa-apa yang dikalungkan pada manusia atau hewan yang terbuat dari benang atau ikatan lainnya, baik yang tertulis dengan ucapan bid'ah yang tidak bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah, ataupun yang bersumber dari keduanya-berdasarkan pendapat yang rajih (kuat) karena ini termasuk hal yang melahirkan perbuatan syirik.
    Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Ruqyah-yang mengandung syirik, Tamimah, dan Tiwalah (sesuatu yang dibuat agar suami mencintai istrinya atau sebaliknya) adalah perbuatan syirik”. [H.R Ahmad dan Abu Daud]
    Termasuk perbuatan ini adalah menggantungkan selembar kertas, sepotong logam kuningan atau besi di dalam mobil yang diatasnya tertulis 'Lafdhul Jalala' (Allah) atau ayat kursyi atau meletakkan mushaf Al-Qur'an di dalam mobil dengan keyakinan bahwa itu semua dapat menjaga dan mencegahnya dari kejelekan seperti mata yang mengandung sihir dan sejenisnya. Termasuk pula memasang sepotong kertas atau logam yang berbentuk telapak tangan atau terdapat gambar mata. Tidak boleh memasang itu semua dengan keyakinan dapat mencegah dari pandangan mata yang mengandung sihir. 
    Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang menggantungkan dirinya pada sesuatu maka Allah akan membuatnya tetap bergantung padanya”. [H.R Ahmad, Tirmidzi dan Hakim].
  3. Mencari berkah pada orang-orang tertentu dengan menyentuh dan meminta berkahnya, atau mencari berkah pada pohon-pohon, batu-batu dan lain-lain, bahkan kepada Ka'bahpun tidak boleh disentuh dengan tujuan mencari dan mengambil berkahnya, Umar ra ketika mencium Hajar Aswad berkata: 'Sesungguhnya saya tahu bahwa kamu adalah batu yang tidak mendatangkan mudharat dan manfaat, seandainya saya tidak melihat Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam menciummu, saya tidak akan menciummu'. 
  4. Menyembelih hewan bukan karena Allah, seperti untuk para wali, setan-setan, jin dengan tujuan mengambil manfaat dan mencegah kejahatan mereka, perbuatan ini termasuk syirik paling besar. Dan sebagaimana kita dilarang menyembelih untuk selain Allah, maka kitapun dilarang meyembelih pada tempat-tempat penyembelihan yang biasa digunakan menyembelih hewan untuk selain Allah, walaupun orang tersebut menyembelih dengan niat untuk Allah swt, dengan maksud mencegah seseorang terperosok ke dalam perbuatan syirik.
  5. Termasuk pula, bernadzar untuk selain Allah, karena nadzar itu adalah ibadah yang tidak boleh ditujukan kepada selain Allah SWT.
  6. Termasuk diantaranya adalah meminta pertolongan dan perlindungan kepada selain Allah swt. Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam bersabda kepada Ibnu Abbas ra: Bila engkau meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allah dan bila engkau memohon sesuatu, maka mohonlah kepada Allah. Oleh karena itu kita dilarang memohon kepada Jin.
  7. Diantara yang menafikan (membatalkan) tauhid adalah sifat Ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap para wali dan orang-orang shaleh dan mengangkat mereka melebihi kedudukannya, yaitu dengan berlebih-lebihan dalam memuliakan atau mengangkat mereka sederajat dengan kedudukan para rasul, atau menganggap mereka sebagai orang-orang yang ma'sum (terbebas dari dosa).
  8. Diantara yang merusak tauhid adalah thawaf di (sekeliling) kuburan, ini termasuk perbuatan syirik. Kita dilarang shalat di kuburan karena dapat menggiring seseorang kepada perbuatan syirik, maka bagaimana pula kita shalat dan beribadah kepadanya? Na'udzu billah.
  9. Membangun sesuatu diatas kuburan, serta meninggikan (tanah kuburan) nya.
  10. Diantara yang merusak tauhid adalah sihir, mendatangi tukang sihir, dukun, ahli nujum dan sebagainya. Jadi tukang sihir itu adalah orang yang kafir, tidak boleh mendatangi, bertanya dan membenarkannya, walaupun mereka mengaku sebagai wali, syaikh dan sebagainya.
  11. Termasuk yang membatalkan tauhid adalah Thiyarah yaitu perasaan pesimis (karena melihat suatu jenis burung tertentu) kepada hari, bulan, atau orang tertentu. Ini semua dilarang, karena Thiyarah adalah sesuatu yang dilarang.
  12. Termasuk yang merusak tauhid adalah mengandalkan dan bergantung kepada-sesuatu-sebab (perantara) seperti dokter, pengobatan, jabatan, dan sebagainya dan tidak bertawakkal kepada Allah SWT. Dan yang diperintahkan adalah mencari perantara itu seperti mencari penyembuhan dan rejeki tetapi dengan tetap menggantungkan hati (tawakkal) kepada Allah SWT semata, tidak kepada perantara tersebut.
  13. Termasuk yang menafikkan tauhid adalah ilmu nujum atau memanfaatkan bintang pada sesuatu yang tidak diciptakan untuk itu. Maka kita dilarang untuk menggunakan bintang untuk mengetahui atau meramal kejadian yang akan datang dan hal-hal ghaib, karena ini semua dilarang.
  14. Termasuk pula meminta hujan berdasarkan musim, bintang dan benda langit lainnya dengan keyakinan bahwa bintang-bintang itulah yang menurunkan atau menahan hujan, akan tetapi yang menurunkan dan menahan turunnya hujan adalah Allah SWT, maka katakanlah, Hujan itu diturunkan kepada kami karena keutamaan (karunia) dan rahmat Allah.
  15. Diantara yang membatalkan tauhid adalah memalingkan suatu ibadah kepada selain Allah, seperti memalingkan perasaan cinta yang tulus atau rasa takut kepada makhluk-makhluk.
  16. Termasuk yang menghapuskan Tauhid adalah perasaan aman dari tipu daya dan adzab Allah serta berputus asa dari rahmat-Nya. Maka janganlah merasa aman dari tipu daya Allah dan jangan berputus asa dari rahmat-Nya, tetapi hendaklah berada di antara perasaan takut dan harapan.
  17. Termasuk yang membatalkan tauhid adalah tidak sabar terhadap takdir-takdir Allah, mengeluh dan menentang takdir, seperti mengatakan: Ya Allah, Mengapa engkau melakukan ini terhadapku, atau terhadap si Fulan. atau mengucapkan: Mengapa Engkau melakukan ini semua, ya Allah. dan termasuk dalam jenis ini adalah meratap, merobek kantong dan memotong-motong rambut (karena perasaan sedih yang berlebih-lebihan).
  18. Termasuk pula adalah riya' dan sum'ah (ingin memperdengarkan kebaikannya) dimana seseorang melakukan kebaikan karena dunia.
  19. Diantara yang menafikkan tauhid adalah mematuhi para ulama, pemimpin dan sebagainya dalam menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, karena taat kepada mereka dalam hal ini termasuk perbuatan syirik. 
  20. Termasuk yang membatalkan tauhid adalah ucapan: Apa yang Allah dan engkau kehendaki. atau ucapan: 'Seandainya bukan karena Allah dan si Fulan'. atau ucapan: 'Saya bertawakkal kepada Allah dan kepada si Fulan'. Hendaklah menggunakan kata kemudian dalam ungkapan-ungkapan tersebut di atas, berdasarkan perintah Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam bahwa ketika mereka ingin bersumpah hendaklah mengatakan: Demi Tuhan Ka'bah dan mengatakan: Apa yang dikehendaki Allah kemudian apa yang engkau kehendaki. [H.R Nasai].
  21. Termasuk perbuatan yang merusak Tauhid adalah mencaci maki tahun, waktu, hari dan bulan.
  22. Termasuk yang menafikan tauhid adalah menghina agama, rasul-rasul, Al-Qur'an dan Sunnah. Atau mengejek orang-orang shaleh dan ulama disebabkan oleh karena mereka mengamalkan sunnah dan menampakkannya kepada mereka seperti memelihara jenggot, memakai siwak, memendekkan pakaian hingga ke atas mata kaki dan lain-lain.
  23. Termasuk pula penamaan Abdul Nabi, Abdul Ka'bah dan Abdul Husain. Ini semua dilarang karena mengandung makna penghambaan diri kepada selain Allah. Karena penghambaan diri hanya kepada Allah semata, alangkah lebih baiknya dalam pemilihan penamaan seperti nama Abdullah dan Abdurrahman.
  24. Termasuk yang menafikan Tauhid adalah menggambar makhluk-makhluk yang memiliki roh lalu mengagungkan dan menggantungkan gambar tersebut di dinding, ruang tamu dan sebagainya.
  25. Diantara yang merusak Tauhid adalah meletakkan dan menggambar salib atau membiarkannya ada pada pakaian sebagai pengakuan. Hendaklah salib itu dipatahkan atau dibuang.
  26. Diantara yang menafikan Tauhid adalah mengangkat orang-orang kafir dan munafiq sebagai pemimpin dengan mengagungkan dan memuliakan mereka atau memanggil mereka dengan sebutan sayyid (tuan), menyambut ataupun mencintai mereka.
  27. Termasuk yang menafikan dan bertentangan dengan Tauhid adalah bertahkim (berhukum) kepada selain apa yang diturunkan oleh Allah serta mendudukkan undang-undang buatan manusia sejajar dengan hukum syariat Allah Yang Maha Bijaksana, atau melegalisir undang-undang manusia dalam hukum, atau menganggap undang-udang tersebut sama atau bahkan lebih baik dari hukum syariat dan lebih cocok dengan zaman, dan seseorang yang meridhai itu termasuk dalam jenis ini.
  28. Termasuk yang membatalkan Tauhid adalah bersumpah dengan selain Allah, seperti bersumpah dengan nabi amanah dan semacamnya. Nabi Muhammad Shallallahu`alaihi Wa Sallam bersabda: Barangsiapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka sungguh ia telah kafir atau musyrik [H.R. Tirmidzi dan dihasankannya].
Setelah kita mengetahui bahwa tauhid memiliki keutamaan dan kedudukan yang tinggi di dalam Islam, maka wajib bagi kita untuk selalu mentauhidkan Allah, memurnikan syahadatain " لا إله إلا الله محمد رسول الله " dengan cara mempelajari yaitu dengan mempelajari Kitabullah (Al-Qur'an) dan Sunnah (Hadits) Rasulullah sesuai dengan pemahaman para Shahabat Nabi. Tauhid adalah sesuatu yang dengannya kita membuka lembaran-lembaran hidup kita didunia yang fana. Semoga kelak kita ditutupkan lembaran-lembaran hidup ini dengan Tauhid. Amin.

# Referensi: bulletin-alfurqon

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Prioritas Tauhid Dalam Islam"

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak dan sesuai dengan topik pembahasan !